Minggu, 28 Agustus 2016

Cabang-Cabang Iman Dalam Islam

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Iman secara etimologis berasal dari bahasa arab (al-imannu) yang mempunyai arti percaya. Iman sendiri mempunyai cabang-cabangnya, dan ada 77 cabang iman.
Yang selama ini masih kurang untuk dipahami dan di maknai oleh semua manusia, umumnya masyarakat Indonesia, baik dalam kalangan pelajar mahasiswa, orang tua, bahkan sampai kalangan pemerintah dan artis..
Yang itu semua disebabkan karena kurang pengetahuan masyrakat terhadap cabang-cabang iman, sehingga melupakan pengertian iman dan cabang-cabng iman yang hendaknya dilakukan dalam mendekatkan diri pada Ilahi Robbi, tapi malah dilalaikan dalam pelaksanaan ibadah sendiri, seperti: kebanyakan orang menyatakan iman kepada Allah Subhanahuwata’ala, tetapi mereka masih menduakan Allah dengan melakukan perbuatan syirik. Ada juga yang menyatakan beriman kepada nabi besar Muhammad S.A.W sebgai nabi terakhir dan rosul umat islam, tetapi masih juga mempercayai akan adanya nabi-nabi baru. Hal ini menyebabkan pengertian iman itu hanya ucapak belak yang tidak berarti lagi dalam kehidupan sehari-hari.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian iman ?
2.    Apa hukum melaksanakan iman ?
3.    Apa saja cabang-cabang iman?
4.    Apa hikmah beriman ?



C.    Tujuan
1.      Ingin mengetahui lebih luas dan mendalam tentang iman, yang kemudian mengenalkan lebih luas tentang cabang-cabang iman tersebut agar bisa diketahui bersama.
2.      Mengajak seluruh umat muslim untuk melaksanakan dalam kehidupan sehari  - harinya sesuai kemampuan masing – masing sesuai kemampuan pribadinya.
3.      Agar rahmat dan anugrah Alloh SWT, selalu diturunkan untuk kebahagiaan kehidupan berbangsa dan bernegara bisa tercapai aman, damai, indah dan menentramkan.











BAB II
PEMBAHASAN


A.    KETENTUAN  IMAN
1.      Pengertian Iman
Pengertian iman secara etimologi yaitu iman berasal dari kata amana – yu’minu – imana yang artinya percara.
Sedangkan pengertian iman seara terminologi ialah iman adalah ‘aqdun bil qalbi, waiqraarun billisaani, wa'amalun bil arkaan yang artinya diyakini dengan hati diucapkan dengan lisan dan diwujudkan dengan amal perbuatan.Dalam kitab suci al-qur’an juga sudah diterangkan tentang iman, yaitu terdapat dalam Al Qur’an Surah An Nahl Ayat 97 :
16:97

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Dari keteranga ayat al-qur’an tersebut kita menyimpulkan bahwa kita sebagai umat muslim harus mempunyai iman atau kepercayan terhadap sesuatu yang telah benar akan keberadaanya.
Dan menurut hadist Rasulullah bersabda (ketika ditanya oleh Jibril tentang permasalahan Iman) :
الإيمان أن تؤمن بالله و ملائكته و كتبه و رسله و اليوم الآخر و تؤمن باالقدر خيره و شره… رواه مسلم

“ Iman itu adalah beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari akhir, dan beriman kepada taqdir Allah yang baik maupun yang buruk.
[HR. Muslim]

Dari hadits ini diterangkan bahwa kita harus beriman kepada Allah sebagai tuhan kita, malaikat Allah sebagai makhluk yang dipercayai oleh allah, rosul kita Muhammad SAW sebagai rosul atau nabi terakhir bagi kita, kita juga harus mempercayai akan adanya hari akhhir, dan kita juga harus percaya bahwa kita sudah di takdirkan dengan kehendak-Nya.
2.      Hukum Melaksanakan Iman
Di dalam kitab suci Al-Qur’an sudah di jelaskan bahwa kita sebagai umat islam harus mempunyai iman. Salah satunya terdapat di Q.S. AL A’raf : 96
7:96

“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Dari ayat tersebut sudah sangat jelas bahwa kita diwajibkan mempunyai iman. Apabila kita tidak mempunyai iman pasti akan mendapatkan ganjaran atau balasan di akhirat nanti.

B.     CABANG-CABANG IMAN

Iman itu mempunyai beberapa cabang, dan salah satu cabangnya yang palin tertinggi ialah mengucapkan lafaz laillahaillallah sementara cabang iman yang rendah ialah dengan menyingkirkan barang yang tidak baik di jalan. Dalam hadits juga sudah di terangkan tentang cabang-cabang iman itu sendiri, yang berbunyi :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan ‘Laailaahaillallah’, sedangkan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu cabang keimanan
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits diatas kita dapat mengetahui bahwa sesungguhnya iman itu terbagi menjadi sekitar tujuh puluhan. Dan disini penulis akan menyampaikan beberapa cabang-cabang iman, diantaranya :



  1. Yang Berhubungan dengan Niat, Aqidah, dan Hati
1)      Beriman kepada Allah, kepada Dzat-Nya, dan segala sifat-Nya, meyakini bahwa Allah adalah Maha Suci, Esa, dan tiada bandingan serta perumpamaannya.
2)      Selain Allah semuanya adalah ciptaan-Nya. Dialah yang Esa.
3)      Beriman kepada para malaikat.
4)      Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya.
5)      Beriman kepada para Rasul.
6)      Beriman kepada takdir yang baik maupun buruk, bahwa semua itu dating dari Allah.
7)      Beriman kepada hari Kiamat, termasuk siksa dan pertanyaan di dalam kubur, kehidupan setelah mati, hisab, penimbangan amal, dan menyeberangi shirat.
8)      Meyakini akan adanya Syurga dan Insya Allah semua mukmin akan memasukinya.
9)      Meyakini neraka dan siksanya yang sangat pedih untuk selamanya.
10)  Mencintai ALLAH
11)  Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah termasuk mencintai para sahabat, khususnya Muhajirin dan Anshar, juga keluarga Nabi Muhammad saw dan keturunannya.
12)  Mencintai Rasulullah saw, termasuk siapa saja yang memuliakan beliau, bershalawat atasnya, dan mengikuti sunnahnya.
13)  Ikhlash, tidak riya dalam beramal dan menjauhi nifaq.
14)  Bertaubat, menyesali dosa-dosanya dalam hati disertai janji tidak akan mengulanginya lagi.
15)  Takut kepada Allah.
16)  Selalu mengharap Rahmat Allah.
17)  Tidak berputus asa dari Rahmat Allah.
18)  Syukur.
19)  Menunaikan amanah.
20)  Sabar.
21)  Tawadhu dan menghormati yang lebih tua.
22)  Kasih saying, termasuk mencintai anak-anak kecil.
23)  Menerima dan ridha dengan apa yang telah ditakdirkan.
24)  Tawakkal.
25)  Meninggalkan sifat takabbur dan membanggakan diri, termasuk menundukkan hawa nafsu.
26)  Tidak dengki dan iri hati.
27)  Rasa malu.
28)  Tidak menjadi pemarah.
29)  Tidak menipu, termasuk tidak berburuk sangka dan tidak merencanakan keburukan atau maker kepada siapapun.
30)  Mengeluarkan segala cinta dunia dari hati, termasuk cinta harta dan pangkat.

2. Yang Berhubungan dengan Lidah
31)  Membaca kalimat Thayyibah.
32)  Membaca Al Quran yang suci.
33)  Menuntut ilmu.
34)  Mengajarkan ilmu.
35)  Berdoa.
36)  Dzikrullah, termasuk istighfar.
37)  Menghindari bicara sia-sia.
3. Yang berhubungan dengan Anggota Tubuh
38)  Bersuci. Termasuk kesucian badan, pakaian, dan tempat tinggal.
39)  Menjaga shalat. Termasuk shalat fardhu, sunnah, dan qadha’.
40)  Bersedekah. Termasuk zakat fitrah, zakat harta, member makan, memuliakan tamu, serta membebaskan hamba sahaya.
41)  Berpuasa, wajib maupun sunnah.
42)  Haji, fardhu maupun sunnah.
43)  Beriktikaf, termasuk mencari lailatul qadar di dalamnya.
44)  Menjaga agama dan meninggalkan rumah untuk berhijrah sementara waktu.
45)  Menyempurnakan nazar.
46)  Menyempurnakan sumpah.
47)  Menyempurnakan kifarah.
48)  Menutup aurat ketika shalat dan di luar shalat.
49)  Berkorban hewan, termasuk memperhatikan hewan korban yang akan disembelih dan menjaganya dengan baik.
50)  Mengurus jenazah.
51)  Menunaikan utang.
52)  Meluruskan mu’amalah dan meninggalkan riba.
53)  Bersaksi benar dan jujur, tidak menutupi kebenaran.
54)  Menikah untuk menghindari perbuatan keji dan haram.
55)  Menunaikan hak keluarga dan sanak kerabat, serta menunaikan hak hamba sahaya.
56)  Berbakti dan menunaikan hak orang tua.
57)  Mendidikan anak-anak dengan tarbiyah yang baik.
58)  Menjaga silaturrahmi.
59)  Taat kepada orang tua atau yang dituakan dalam agama.
60)  Menegakkan pemerintahan yang adil
61)  Mendukung jemaah yang bergerak di dalam kebenaran.
62)  Mentaati hakim (pemerintah) dengan syarat tidak melanggar syariat.
63)  Memperbaiki mu’amalah dengan sesama.
64)  Membantu orang lain dalam kebaikan.
65)  Amar makruh Nahi Mungkar.
66)  Menegakkan hukum Islam.
67)  Berjihad, termasuk menjaga perbatasan.
68)  Menunaikan amanah, termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang.
69)  Memberi dan membayar utang.
70)  Memberikan hak tetangga dan memuliakannya.
71)  Mencari harta dengan cara yang halal.
72)  Menyumbangkan harta pada tempatnya, termasuk menghindari sifat boros dan kikir.
73)  Memberi dan menjawab salam.
74)  Mendoakan orang yang bersin.
75)  Menghindari perbuatan yang merugikan dan menyusahkan orang lain.
76)  Menghindari permainan dan senda gurau.
77)  Menjauhkan benda-benda yang mengganggu di jalan.

Dengan terbagiunya iman itu, semoga kita menjadi lebih tahu dan mengamalkan iman kita terhadap sang maha kuasa supaya kita sebagai umat muslim menjadi lebih bertaqwa dengan cara mengamalkan perbuatan-perbuatan baik dan menjauhi segala larangan Allah SWT.

Iman  itu mempunyai tingkatan, dan di sini penulis akan menyampaikan beberapa tingkatan iman.
Tingkatan-tingkatan Iman:
Iman itu memiliki rasa, manis dan hakekat.
1.       Adapun rasanya iman, maka Nabi Muhammad SAW menjelaskan dengan sabda-Nya: "Yang merasakan nikmatnya iman adalah orang yang ridha kepada Allah  sebagai Rabb (Tuhan), Islam sebagai agama, danMuhammad r sebagai rasul." (HR. Muslim)
2.      Adapun manisnya iman, maka Nabi Muhammad SAW menjelaskan dengansabdanya: "Ada tiga perkara, jika terdapat dalam diri seseorang,niscaya dia merasakan nikmatnya iman: bahwa Allah I dan Rasul-Nya r lebih dicintainya dari apapun selain keduanya, dia tidakmencintai seseorang kecuali karena Allah I, dan dia benci kembalikepada kekafiran sebagaimana dia benci dilemparkan dalam apineraka." (Muttafaqun 'alaih)
3.      Adapun hakekat iman, maka bisa didapatkan oleh orang yang memiliki hakekat agama. Berdiri tegak memperjuangkan agama, dalam ibadah dan dakwah, berhijrah dan menolong, berjihad dan berinfak.
C.    HIKMAH BERIMAN
1.      Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT yang telah mengutus para rasul untuk menyampaikan risalahnya.
2.      Hidup manusia menjadi tertata karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci.
3.      Termotovasi untuk beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, seperti yang tertuang dalam kitab suci.
4.      Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat.
5.      Terjaga ketakwaannya dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua lara.
6.      Rajin beribadah kepada Allah SWT.
7.      Menumbuhkan rasa senang untuk berperilaku yang baik.
8.      Terdorong untuk menghindari perbuatan dan perilaku yang tidak baik maupun tercela.
9.      Menambah rasa keyakinan kita terhadap Allah SWT, Kitab Allah, Malaikat Allah, Rosul Allah dan Harin Akhir.
10.  Menambah ketaqwaan kita terhadap Allah SWT.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Jadi kita sebagai manusia harus mempunyai rasa iman terhadap Allah SWT, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitap Allah, Rasul-rasul Allah, hari akhir dan Qada dan Qadar.
Dengan cara mengamalkan perbuatan-perbuatan yang baik, dan meningkatkan ibadah kita terhadap Allah SWT.

B.     Saran
Jadi kita sebagai manusia di dunia ini harus diwajibkan mempunyai iman. Karena dengan adanya iman kita menjadi yakin bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini hanya kehendak sang maha kuasa. Dengan begitu marilah kita sebagai umat muslim meningkatkan iman kita terhadap Allah SWT.








DAFTAR ISI

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2009, Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, Suara Muhammadiyah, Yogyakarta.
                   http://muslimah.or.id/aqidah/cabang-cabang-iman.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar